Ilmuwan Indonesia, Dimanakah dirimu berada?

| |

Selama ini, kita telah sering mendengar berbagai penemuan dalam bidang fisika oleh para ilmuwan yang berasal dari negara lain. Penemuan-penemuan ini sangat membantu kehidupan manusia, khususnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, pertanyaan kita apakah ada penemuan dalam bidang fisika oleh putra-putri bangsa kita sendiri? 



Kita mungkin sudah bisa merasa bangga karena sudah bermunculan para ilmuan asal Indonesia yang menciptakan alat-alat yang dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negera kita. Salah satunya adalah alat yang ditemukan oleh dosen Fakultas Ilmua Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada (FPMIPA UGM) yaitu Radiografi digital dengan efek radiasi rendah sekaligus harganya jauh lebih murah dari alat sejenis yang diimpor dari luar negeri.

Alat yang sama dengan tingkat teknologi lebih konvensioal dan diimpor selama ini dibandrol Rp 4 miliar. Sedang produk dalam negeri, harganya hanya Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

Peralatan ini telah disertifikasi dan dipatenkan serta diperoleh hak patennya dari Direktorat Jenderal Hak Karya Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM .

Keunggulan produk dalam negeri, hasil citra radiografi digital hanya dengan pancaran radiasi sinar-X dengan dosis rendah, bisa dilakukan optimalisasi komponen dasar pembangkit sinar-X dan tabung XRII.

Koordinator Riset pada Group Riset Fisika Citra Dr Gede Bayu Suparta menyatakan peralatan untuk kedokteran ini telah mendapat paten dan hak eksklusif untuk diproduksi massal selama 20 tahun, terhitung sejak 19 Oktober 2009 dengan noomor Paten UGM: P00200500737. Pemanfaatan radiografi digital untuk diagnosis medis maupun industri, serta bagian keamanan.

Menurut dia, produksi peralatan kedokteran ini bisa saja kerja sama produsen alat radiologi dunia yang sudah eksis sekarang seperti GE, Toshiba, Hitachi. Jika tidak kerja sama, diproduksi sendiri juga bisa mengingat bahan kandungan lokal mencapai 70%, jumlah investasinya sangat rendah, antara Rp 500 juta-Rp 1 miliar.
Dari penawaran, tiga rumah sakit yang berminat memakai radiografi digital tersebut.
“Temuan ini memberi inspirasi bagi masyarakat untuk menggunakannya. Secara komersial dilindungi hukum di wilayah RI berlaku eksklusif selama 20 tahun,” kata dia di Yogyakarta, Jumat (4/12).

“Teknologi dan perangkatnya super murah. Bisa menghemat listrik, dosis radiasi rendah, lebih aman, cukup sekali tingkat pemotretan bisa hasilkan 20 citra,” kata dia.

Selain itu, alat ini tidak menggunakan film. Biaya operasional lebih rendah, menggunakan bahan lokal 75 persen. 
Sumber: pikiran-rakyat.com

0 comments: