Oleh:
Dodi Hermanto
Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) adalah terjemahan dari “Starter Experiment Approach“, merupakan pendekatan komprensif untuk pengajaran sains, yang mencakup berbagai strategi pembelajaran yang biasanya diterapkan secara terpisah dan berorientasi pada keterampilan proses. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan PSE ialah bila kegiatan belajar bisa dilakukan dengan percobaan. PSE mempunyai ciri khusus yaitu mengetengahkan alam lingkungan sebagai penyulut (starter) selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan memperaktekan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil penelitian.
Menurut Schoenher (1996) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal.
Menurut Schoenher unsur-unsur PSE yaitu: 1) Mulai dengan pengamatan lingkungan, 2) memisahkan langkah-langkah penting seperti pengamatan, dugaan awal dan perumusan konsep, 3) bekerja dalam kelompok untuk menentukan langkah-langkah dan pelaksanaannya dalam percobaan pembuktian, 4) menyampaikan gagasan, pendekatan, konsep, dan penerapan, 5) mendefinisikan kembali peranan guru sebagai simulator dan organisator dalam proses belajar, 6) melampaui batas pengetahuan (ingatan) menjadi pemahaman dan 7) memberikan motivasi kepada siswa dan guru matematika.
Menurut Wayan Memes (2000:20) Starter Experiment Approach (SEA) merupakan pendekatan komprehensif untuk pengajaran IPA (Fisika, Biologi, dan Kimia) yang biasanya mencakup berbagai strategi pembelajaran dan diterapkan secara terpisah dan sering tanpa rencana. Pengertian tanpa rencana disini maksudnya adalah bahwa guru masih mencari pengetahuan awal siswa yang dominan untuk menjadikan topik pembahasan di kelas. Pada tahap pengembangan pendekatan ini perhatian dipusatkan pada masalah motivasi intrinsik pada sebagian besar siswa. Selain itu perlu dipertimbangkan segi pragmatis di masyarakat dan masa depan siswa.
Starter Experiment Approach (SEA) sebagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada ketrampilan proses dibentuk oleh tujuh unsur yang diawali oleh pengamatan di lingkungan, bekerja dalam kelompok, menyampaikan gagasan strategi konsep, mendefinisikan kembali peran guru sebagai stimulator dan organisator, ditanamkan pengetahuan ingatan menuju pada pemahaman serta memberikan motivasi pada siswa. Pada tahap pengembangan perhatian dipusatkan pada sebagian besar siswa.
Berdasarkan kajian teoritis tersebut bahwa PSE lebih menekankan pada keterampilan proses dalam pembelajarannya. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan PSE ialah bila kegiatan belajar bisa dilakukan dengan percobaan. PSE mempunyai ciri khusus yaitu mengetengahkan alam lingkungan sebagai penyulut (starter) selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan memperaktekan prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan laporan hasil penelitian.
Pembelajaran dengan Starter Experiment Approach (SEA) mengikuti langkah-langkah pokok yang telah ditetapkan. Tiap-tiap langkah yang ada mempunyai tujuan yang pasti dan terpusat pada perkembangan proses belajar anak. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran SEA menurut Wayan Memes (2000:21) adalah sebagai berikut:
a. Percobaan Awal (Starter experiment)
Percobaan awal ini bertujuan untuk mengubah belajar anak, membangkitkan rasa ingin tahunya, dan menghubungkan konsep yang akan dipelajari dengan alam sekitar. Dengan percobaan awal ini diharapkan siswa termotivasi untuk belajar Fisika sehingga Starter Experiment sedapat mungkin diambil langsung dari alam sekitar yang sedang menggejala.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan terhadap obyek merupakan langkah pertama dari siklus IPA (Science Cycle). Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat sehingga dalam pengamatan ini memerlukan suatu kecermatan dan ketelitian dalam memilah-milah mana yang penting dan yang tidak. Pengamatan yang kreatif (tidak iseng/sepele atau trivial) perlu dilatih sedini mungkin karena sangat penting artinya untuk langkah-langkah selanjutnya.
c. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang operasional akan membantu siswa dalam merumuskan dugaan. Berdasarkan data pengamatan dari percobaan awal, masalah dirumuskan sedemikian rupa agar mengarah pada konsep yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Masalah hendaknya dirumuskan dengan kata tanya terbuka.
d. Dugaan Sementara
Guru dapat melatih siswa dalam membuat hipotesis dengan cara siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan dugaan mereka terhadap masalah yang telah dirumuskan secara bebas. Perumusan dugaan ini sangat membantu siswa untuk mengemukakan pra konsepnya sehingga guru mengetahui pra konsep yang dimiliki oleh para siswa. Penyusunan dugaan adalah salah satu kunci pembuka tabir berbagai penemuan baru.
e. Percobaan Pengujian
Percobaan pengujian disusun untuk membuktikan dugaan sementara dari masalah yang telah dirumuskan. Dalam merancang percobaan pengujian guru perlu memberikan arahan-arahan seperlunya agar percobaan yang dirancang oleh siswa tidak jauh menyimpang.
f. Penyusunan Konsep
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari percobaan, siswa secara bersama-sama diajak untuk menyusun konsep. Guru dapat membantu siswa dalam menyempurnakan susunan rumusan konsep. Dalam penyusunan konsep kadang-kadang diperlukan kata kunci untuk membantu siswa, tetapi tidak boleh ada pemaksaan dalam penerimaan konsep.
g. Mencatat Pelajaran
Mencatat pelajaran merupakan bagian yang tidak kalah penting bagi siswa karena dengan catatan yang baik, siswa dapat belajar di rumah dengan baik pula. Dengan demikian apa yang diujikan oleh guru kelak dapat terjawab dengan baik oleh siswa.
h. Penerapan Konsep
Hal yang tidak kalah penting dari langkah-langkah SEA adalah penerapan konsep yang telah diperoleh ke dalam berbagai situasi. Kemampuan siswa menerapkan konsep dalam situasi lain merupakan salah satu bentuk evaluasi dari keberhasilan proses pembelajaran yang memberikan indikasi bahwa siswa telah memahami konsep secara komprehensif.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Starter Experiment/Percobaan Awal
Aktivitas Guru
a. Guru meminta siswa untuk mengambil air dan minyak, kemudian tuangkan dalam gelas yang sama dan diaduk.
b. Guru menanyakan kepada siswa apa yang terjadi? Mengapa demikian?
Aktivitas Siswa
a. Siswa melakukan percobaan awal dan bekerja dengan kelompok masing-masing.
Hasil yang diharapkan
1. Siswa dapat melakukan percobaan dengan lebih terampil untuk memperoleh data yang diperlukan. Percobaan awal menarik bagi siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap alat peraga melalui bertanya/berpikir.
2. Pengamatan
Aktivitas Guru
a. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan secara kelompok tanpa dipengaruhi kelompok lain.
Aktivitas Siswa
a. Siswa melakukan pengamatan secara cermat dan memperlihatkan kerjasama dalam kelompoknya.
b. Siswa mencatat hasil pengamatannya pada LKS secara individu dan tidak harus sama dengan teman lain dalam kelompoknya.
Hasil yang diharapkan
a. Siswa dapat memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3. Rumusan Masalah
Aktivitas Guru
a. Guru mengemukakan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa berpikir merumuskan masalah dari hasil pengamatan seperti: mengapa minyak berada di atas?
Aktivitas Siswa
a. Siswa bersama guru merumuskan masalah sedemikian rupa agar mengarah pada konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Hasil yang diharapkan
a. Siswa lebih terampil dalam merumuskan masalah yang mengarah pada dugaan awal yang ingin dicapai.
4. Dugaan Sementara
Aktivitas Guru
a. Guru menampung semua dugaan awal siswa tentang massa jenis zat cair.
b. Guru memilih satu dugaan awal yang mengarah pada terbentuknya konsep yang diharapkan.
Aktivitas Siswa
a. Siswa menuliskan dugaan terhadap masalah yang telah dirumuskan secara bebas berdasarkan hasil pengamatan dan menjelaskan dugaannya.
Hasil yang diharapkan
a. Siswa lebih terampil membuat dugaan awal terhadap masalah yang telah dirumuskan serta mampu menjelaskan.
5. Percobaan Pengujian
Aktivitas Guru
a. Guru membantu siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berkreasi merancang percobaan.
Aktivitas Siswa
a. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan percobaan pengujian yang akan dilakukan.
b. Siswa melakukan percobaan dan mencatat hasilnya pada LKS.
Hasil yang diharapkan
a. Percobaan pengujian tidak jauh menyimpang.
b. Siswa lebih terampil dalam melakukan percobaan.
6. Penyusunan Konsep
Aktivitas Guru
a. Guru melibatkan semua siswa dalam memperbaiki penyusunan konsep serta menuliskannya di papan tulis.
Aktivitas Siswa
a. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun konsep.
b. Siswa melaporkan hasil penemuannya secara bergiliran dan menuliskan hasilnya pada papan tulis untuk tiap-tiap kelompok.
Hasil yang diharapkan
a. Siswa lebih terampil dalam konsep.
7. Mencatat Pelajaran
Aktivitas Guru
a. Guru merangkum hasil diskusi kelas.
b. Guru memberikan catatan penting tentang konsep yang didapatkan dari hasil pengamatan siswa dalam melakukan percobaan.
Aktivitas Siswa
a. Siswa mencatat rangkuman yang diberikan guru dengan baik dan merangkum sendiri materi dari buku pelajaran.
Hasil yang diharapkan
a. Dengan catatan yang baik siswa dapat memahami konsep sehingga dapat menjawab soal yang diberikan guru pada akhir pembelajaran
8. Penerapan Konsep
Aktivitas Guru
a. Guru memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa.
Aktivitas Siswa
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Hasil yang diharapkan
a. Semua soal dapat terjawab oleh sebagian besar siswa.
b. Siswa memahami konsep yang mendasar tentang massa jenis serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
6 comments:
boleh di coba pak endar..
mangga juragan dicoba...!
ada jurna penunjang unk Starter Experiment Approach...? mohon bantuannya
coba hubungi doudiekeren@yahoo.com ya! dia yang meriset tentang starter experiment apprroach.. terimakasih...
sudah saia hubungin pak tp blm ada balasan...mohon bantuannya y pak...
sudah saia hubungin pak tp blm ada tanggapan...mohon bantuannya...
Post a Comment